Putus, tragedi yang selalu dihindari tapi terkadang malah kebablasan juga karena sudah tak tertahankan lagi. Akhirnya, ya terjadi dan tanggung jawab.
Sebab kita harus menerima konsekuens
i dari apa yang telah kita lakukan. Mungkin mengecewakan, mengulang kesalahan yang itu-itu saja, sampai akhirnya memberi rasa bosan terhadap seseorang, dan akhirnya ia memilih untuk berhenti. Tentu kita harus siap menerimanya, meskipun terkadang tidak.
Mutusin?
Kalau kita ada di posisi seseorang yang memutuskan hubungan, biasanya kita akan merasa lega karena apa yang selama ini terbebani dipikiran sampai akhirnya menyebabkan stres, semuanya terlepas dan kita merasa bebas. Karena untuk putus, mungkin butuh waktu lama untuk berpikir dengan matang sampai akhirnya tiba pada titik akhir; putus.
Mutusin, buat kita yang mutusin itu mungkin melegakan. Tapi resikonya malah jadi yang paling disalahkan. Kebebasan adalah tujuan utama kita kenapa putus, kita pengen bebas dari masalah-masalah yang mungkin itu-itu melulu sampai akhirnya jenuh dan memilih untuk berhenti bertahan. Pikiran juga butuh istirahat.
Mutusin, buat kita yang mutusin itu mungkin melegakan. Tapi resikonya malah jadi yang paling disalahkan. Kebebasan adalah tujuan utama kita kenapa putus, kita pengen bebas dari masalah-masalah yang mungkin itu-itu melulu sampai akhirnya jenuh dan memilih untuk berhenti bertahan. Pikiran juga butuh istirahat.
Tapi pihak yang diputusin justru akan merasa sangat tersakiti dan merasa terbuang, mungkin. Apa lagi ketika dia punya harapan-harapan yang belum terlaksana atas harapan yang mungkin selama perjalanan hubungan pernah kita kasih. Meskipun harapan itu harus ditepati, bukan egois, tapi untuk apa lagi melanjutkan hubungan yang sudah tidak bisa lagi untuk dipertahankan, diperjuangkan juga percuma jika pada akhirnya sama saja.
Tapi mutusin biasanya akrab menimbulkan penyesalan, meskipun pada saat memutuskan kita udah yakin banget perasaan kita benar-benar udah hilang. Penyesalan bakalan muncul lagi ketika mantan tiba-tiba dekat dengan yang baru (tidak semua).
Seharusnya itu bukan dijadikan penyesalan, jangan terjebak pada khayalan bahwa itu menyenangkan, jangan kembali teringat pada saat kalian dekat dulu, seolah kamu membayangkan orang baru yang didekatnya sekarang itu akan mengalami hal sama seperti yang kamu alami bersamanya dulu, bahkan kamu malah membayangkan orang baru itu mendapat rasa bahagia yang lebih. Jangan.
Ingat saja apa yang dia lakukan sampai akhirnya kamu berpikiran untuk putus, kekecewaan apa yang udah dia kasih.
Ingatlah buruknya; kekecewaan, pengulangan kesalahan, jangan fokus selalu mengingat baiknya; bahagianya, serta hal menyenangkan lainnya. Ketika selesai mengingat, kemudian timbang.
Perbedaan pribadi yang diputusin atau yang mutusin.
Sebenarnya gak ada yang menguntungkan dari keduanya, karena perpisahan itu menyakitkan.
Tapi tergantung kualitas hubungannya, kalau hubungannya itu punya kadar keseriusan yang kuat. Menghadapi perpisahan pastilah menyakitkan.
Tapi ketika hubungannya hanya main-main, atau dalam satu hubungan satu diantara kedua orang didalamnya hanya main-main, ya mungkin yang merasa tersakiti hanya satu orang.
Tapi tergantung kualitas hubungannya, kalau hubungannya itu punya kadar keseriusan yang kuat. Menghadapi perpisahan pastilah menyakitkan.
Tapi ketika hubungannya hanya main-main, atau dalam satu hubungan satu diantara kedua orang didalamnya hanya main-main, ya mungkin yang merasa tersakiti hanya satu orang.

EmoticonEmoticon